Prabu Watu Gunung adalah Raja Paling Terkenal dari Giling Wesi
Kerajaan paling awal yang sering dikisahkan dalam babad Jawa adalah kerajaan Giling Wesi. Raja yang paling terkenal berjuluk Prabu Watu Gunung. Di dunia pewayangan (wayang kulit) Fisik sang prabu diwujudkan dalam bentuk raksasa besar. Raksasa dalam bahasa jawa disebut Buta ( baca: buto, dengan pengucapan o seperti dalam bunyi omong dan ompong). Pemakan manusia, bertingkah laku dan bertutur kata kasar serta tampak taring besarnya menonjol kesana kemari.
Dalam versi babad Jawa sang prabu ini dikenal mempunyai 2 orang permaisuri. Namanya Dewi Sinta dan Dewi Landep. Mempunyai 27 anak, semuanya laki-laki. Inilah nama anak-anaknya:
1. Wukir
2. Kurantil
3. Tolu
4. Gumbreg
5. Warigalit
6. Wariagung
7. Julung Wangi
8. Sungsang
9. Galungan
10. Kuningan
11. Langkir
12. Manda Siya
13. Julung Pujut
14. Pahang
15. Kuru Welut
16. Marekah
17. Tambir
18. Mandangkungan
19. Maktal
20. Puye
21. Menahil
22. Prang Bakat
23. Baal
24. Wugu
25. Wayang
26. Kulawu
27.Dukut
Ke 27 anak diatas semuanya lahir dari rahim Dewi Sinta.
Suatu hari saat sedang bersama dengan Dewi Sinta, istrinya sangat terkejut ketika melihat ada bekas luka di kepala sang raja. Ketika ditanya sang raja menjawab bahwa waktu masih kecil kepalanya memang pernah luka. Saat itu ibunya sedang menanak nasi dan ia rewel. Ibunya gregetan lalu memukulnya dengan centong. Lalu ia pergi mengembara dan tak pernah kembali.
Dewi Sinta tertegun, tak bisa berkata apa-apa. Ternyata Prabu Watu Gunung suaminya sekarang ini adalah anaknya yang dulu pernah ia pukul pakai centong. Sang Putri berpikir keras mencari cara agar bisa terlepas dengan hubungan yang memalukan ini. Akhirnya ketemulah sebuah ide di kepalanya. Ia meminta sang raja agar mencari seorang bidadari dari Kayangan Sura Laya.
Sang Raja terperdaya. Diapun menuju Suralaya. berniat melamar bidadari. Tetapi membawa pasukan dengan kekuatan penuh.Batara Gurupun tak tinggal diam. Setelah mendengar kabar serbuan itu, ia mengumpulkan semua dewa. Menawarkan siapa yang bersedia menghadapi Prabu Watu Gunung. Tak seorang dewapun mengajukan diri. Lalu Batara Narada menyarankan agar Batara Guru mengutus putranya, yaitu Dewa Wisnu. Bila mampu mengalahkan raja dari Gilingwesi maka akan diampuni segala kesalahannya.
Turunlah Batara Narada ke bumi mencari Dewa Wisnu. Akhirnya ketemu. Dimana lagi kalau tidak di bawah tujuh pohon beringin. Dewa Wisnu bersedia memenuhi parmintaan Batara Guru. Tapi dia mau pulang dulu untuk pamit pada istrinya. Batara Narada diminta menunggu di bawah tujuh pohon beringin tadi.
Mampukah Dewa Wsnu mengalahkan Prabu Watugunung dari kerajaan Gilingwesi? Bagaimanakah kisah selanjutnya? Sabar ya , tunggu postingan berikutnya ya. Kalau terlalu panjang takutnya nanti malah bosan membacanya. Tunggu aja ya. Ini langsung saya buat kok.
Dalam versi babad Jawa sang prabu ini dikenal mempunyai 2 orang permaisuri. Namanya Dewi Sinta dan Dewi Landep. Mempunyai 27 anak, semuanya laki-laki. Inilah nama anak-anaknya:
1. Wukir
2. Kurantil
3. Tolu
4. Gumbreg
5. Warigalit
6. Wariagung
7. Julung Wangi
8. Sungsang
9. Galungan
10. Kuningan
11. Langkir
12. Manda Siya
13. Julung Pujut
14. Pahang
15. Kuru Welut
16. Marekah
17. Tambir
18. Mandangkungan
19. Maktal
20. Puye
21. Menahil
22. Prang Bakat
23. Baal
24. Wugu
25. Wayang
26. Kulawu
27.Dukut
Ke 27 anak diatas semuanya lahir dari rahim Dewi Sinta.
Suatu hari saat sedang bersama dengan Dewi Sinta, istrinya sangat terkejut ketika melihat ada bekas luka di kepala sang raja. Ketika ditanya sang raja menjawab bahwa waktu masih kecil kepalanya memang pernah luka. Saat itu ibunya sedang menanak nasi dan ia rewel. Ibunya gregetan lalu memukulnya dengan centong. Lalu ia pergi mengembara dan tak pernah kembali.
Dewi Sinta tertegun, tak bisa berkata apa-apa. Ternyata Prabu Watu Gunung suaminya sekarang ini adalah anaknya yang dulu pernah ia pukul pakai centong. Sang Putri berpikir keras mencari cara agar bisa terlepas dengan hubungan yang memalukan ini. Akhirnya ketemulah sebuah ide di kepalanya. Ia meminta sang raja agar mencari seorang bidadari dari Kayangan Sura Laya.
Sang Raja terperdaya. Diapun menuju Suralaya. berniat melamar bidadari. Tetapi membawa pasukan dengan kekuatan penuh.Batara Gurupun tak tinggal diam. Setelah mendengar kabar serbuan itu, ia mengumpulkan semua dewa. Menawarkan siapa yang bersedia menghadapi Prabu Watu Gunung. Tak seorang dewapun mengajukan diri. Lalu Batara Narada menyarankan agar Batara Guru mengutus putranya, yaitu Dewa Wisnu. Bila mampu mengalahkan raja dari Gilingwesi maka akan diampuni segala kesalahannya.
Turunlah Batara Narada ke bumi mencari Dewa Wisnu. Akhirnya ketemu. Dimana lagi kalau tidak di bawah tujuh pohon beringin. Dewa Wisnu bersedia memenuhi parmintaan Batara Guru. Tapi dia mau pulang dulu untuk pamit pada istrinya. Batara Narada diminta menunggu di bawah tujuh pohon beringin tadi.
Mampukah Dewa Wsnu mengalahkan Prabu Watugunung dari kerajaan Gilingwesi? Bagaimanakah kisah selanjutnya? Sabar ya , tunggu postingan berikutnya ya. Kalau terlalu panjang takutnya nanti malah bosan membacanya. Tunggu aja ya. Ini langsung saya buat kok.
Post a Comment for "Prabu Watu Gunung adalah Raja Paling Terkenal dari Giling Wesi"